Senin, 08 Agustus 2011

Cemburu Menguras Bak Mandi (1): 10 Fakta Menarik tentang Cemburu


Cemburu Menguras Bak Mandi (1): Sepuluh Fakta Menarik tentang Cemburu

Ini dia sepuluh fakta menarik mengenai cemburu.
1. Cemburu biasanya menjadi bukti kalau kita ‘mencintai’ sesuatu/seseorang. Misal, seorang anak yang cemburu pada orangtuanya yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Atau seorang politikus yang cemburu saat ‘tidak diajak’ korupsi berjamaah oleh rekan separtainya. Atau seorang perempuan yang sampai naik darah dan jerawatan hanya karena sms yang nyasar ke handphone pacarnya (mirip lagu “bang sms siapa itu bang” itu lho...). Hal-hal semacam itu, ketidaksenangan itu, ketidakmauterimaan itu, merupakan ekses dari adanya perasaan mencintai dalam diri kita.
2. Cemburu tidak peduli pada fakta. Mau faktanya A atau B, kalau sudah cemburu apa mau dikata. Karena itu, cemburu dapat dikatakan membuat seseorang keras kepala. Kalau kawan lagi cemburu buta, biasanya nasehat orang lain terdengar seperti omong kosong.
3. Cemburu merupakan pertarungan dalam pikiran. Pertarungan ini melibatkan tarik-ulur perasaan dalam hati. Oleh karenanya sangat menggelisahkan dan rentan menimbulkan perselisihan. Pertaruangan dalam pikiran ini juga tarik-ulur perasaan dalam hati, akan melahirkan sebentuk persepsi, cara pandang, cara bersikap. Inilah yang menyebabkan fakta apapun yang terjadi, kalau persepsi yang dibentuk sudah begitu, ya susah. Misal, Mawar marah besar pada Ujang sampai bertekad bunuh diri hanya karena Ujang mengomentari status Minah, mantan Ujang yang ada di kampung.
4. Cemburu itu melelahkan. Benar. Karena cemburu merupakan pertarungan dalam diri kita sendiri (dalam pikiran dan hati), maka walaupun kita tidak bergerak kemanapun, cemburu tetap akan menguras tenaga kita. Mau tidur susah, mau makan nggak nafsu, mau nelepon gengsi, mau baikan... tahan harga, mau marah-marah... capek, mau ngelabrak... ujung-ujungnya malu, mau neror... repot sendiri jadinya (apalagi kalau nggak diladenin). Huh! Bete!
5. Apakah cemburu mempengaruhi kesehatan? Ya! Karena cemburu mempengaruhi kondisi psikis kita, maka kondisi psikis kita akan mempengaruhi kondisi tubuh kita. Misal, seorang pesakitan yang rajin tersenyum berpeluang lebih cepat sembuh ketimbang seorang pesakitan yang cemberut terus-terusan. Hayoh!
6. Cemburu bisa menimbulkan sikap paranoid. Karena Mawar cemburu pada Minah, maka Mawar selalu paranoid kalau si Ujang pulang ke kampung halaman. Walaupun di kampung, Ujang sibuk nyawer dan menampilkan organ tunggal, toh Mawar curiga kalau Ujang pasti ngedeketin Minah. Hancurlah minah! Seorang Mawar, sahabat saya, bahkan harus menelepon pacarnya tiap 1 jam sekali, tidak boleh bekerja, dan tidak boleh sms-an dengan cowok. Lihatlah!
7. Cemburu bisa mendatangkan lapangan pekerjaan. Tidak percaya? Cek saja! Banyak pria/wanita yang rela tidak dibayar, bekerja sebagai ADMIN facebook/twitter pasangannya, hanya karena takut pada aktivitas pasangannya di dunia maya. Pekerjaan ini terbilang menyenangkan. Karena, selain hanya memblokir pertemanan orang-orang yang ngecengin, menolak friend request, melabrak yang ngajak chatting tapi centil, mengupload foto saat berduaan, mengganti status hubungan menjadi “menikah” atau “bertunangan”. Dan lain-lain.
8. Cemburu itu manusiawi. Benar. Karena hanya manusia yang diberi akal sekaligus nafsu, maka hanya manusia yang merasakan tarik-ulur antara dua kutub itu—akal dan nafsu itu. Cemburu bisa menunjukkan perasaan cinta kita. Cemburu juga bisa menjadi dinamika yang menyenangkan dalam hidup kita.
9. Cemburu memiliki dua kekuatan utama. Pertama, perasaan (dan pikiran di dalamnya). Kedua, prasangka. Kedua kekuatan ini merupakan ‘energi’. Semakin besar kumparan ‘energi’nya, semakin besar pula ‘daya tarik’nya terahdap apa yang ditakutkan oleh perasaan, apa yang diprasangkakan. Misal, Mawar yang cemburu pada Minah, bisa jadi malah mendorong Ujang—secara tak sadar, secara alamiah dalam konteks kinerja Hukum Tarik-Menarik Alam Semesta—membuat Ujang akan menemui Minah. Ingat ini: kita cenderung lebih tertarik pada apa yang dilarang. Hehehe.
10. Jadi, cemburu membuat kita sudah jatuh ketiban genteng pula. Sudah mah perasaan kita galau, kemungkinan apa yang kita takutkan terjadi juga besar. Jadi, bagi kamu yang dengan sengaja/tidak sengaja menimbulkan kecemburuan dalam diri orang lain—entah itu anak kita, adik kita, pasangan kita—sebaiknya ikut pula memadamkan apinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar