Senin, 20 Juni 2011

Kang Irfan, Bantu Saya Milih Fakultas yang Pas dong!

Bagi mereka yang baru lulus, memilih jurusan kuliah adalah momok yang agak menakutkan. Apalagi jika menyangkut masalah SNMPTN beserta segala kemungkinannya. Mawar kita yang satu ini berada dalam kondisi yang demikian: sangat berobsesi masuk fakultas kedokteran, namun agak bimbang setelah tidak lulus SNMPTN Undangan. Guru-guru di bimbelannya menyarankan, jika dia memang ingin masuk fak. Kedokteran, ambil saja pilihan yang di luar pulau Jawa, sehingga passing gradenya kecil.

Saya: Sebentar, jadi untuk pilihan 1, apa saja?
Dia: Fak. Kedokteran Kang sama Fak. Kedokteran gigi. Tapi Fak. Kedokteran gigi sebenarnya tidak terlalu sreg. Pengennya kedokteran. Tapi takut, Kang.
Saya: Terus pilihan kedua?
Dia: Mungkin ngambil STAN, atau Biologi UPI, atau MIPA ITB.
Saya: Nah, menurut saya, lebih baik pilihan 1 adalah memang yang sesuai kehendak hati kita, misalkan Fak. Kedokteran UNPAD. Nah, di pilihan yang kedua baru aja pilihan yang sesuai dengan hati namun passing gradenya agak kecil.
Dia: Tapi bagaimana kalau tidak lulus?
Saya: Daripada maksain diri karena takut nggak lulus terus milih Fak. Kedokteran Gigi. Hayo? Nah, bagaimana kalau ternyata nanti hasil SNPMTN-nya malah lulus? Hayo? Rugi kan? Pasti nyesel kenapa nggak milih kedokteran.
Dia: iya juga sih....
Saya: Kan kamu masih agak ketakutan gara-gara nggak lulus SNPMTN Undangan, makanya jadi nggak yakin. Coba deh kondisikan dulu hatinya. Inget-inget prestasi yang pernah diraih, bagaimana itu semua “MUNGKIN” kemudian yakinin dalam hati bahwa jika semua prestasi itu “MUNGKIN” kenapa masuk ke Kedokteran menjadi “TIDAK MUNGKIN?”
Dia: itu selalu kang, selalu aku lakuin....
Saya: Bagus. Kalau begitu, menurut saya, lebih baik pilihan 1 Fak. Kedokteran. Risiko terburuknya jelas, tidak lulus. Tapi lihat kemungkinan terbaiknya? Daripada maksain di Fak. Kedokteran gigi dengan setengah hati. Toh risiko terburuknya tetap saja sama, tidak lulus. Nah, baru di pilihan dua, kamu harus lebih selektif. Mana diantara semua itu yang kamu inginkan?
Dia: Hmm, biologi UPI atau MIPA ITB.
Saya: Nah, nggak apa-apa, ayo silakan milih.  Lagipula, kalau risiko terburuknya nggak lulus, kan kamu masih bisa ikutan tahun depan, bukan?
Dia: Iiih si Akang mah....
Saya: ahahahaha

Cat: Setiap pilihan mengandung risiko, tapi tidak semua risiko itu bersifat ‘tak terukur’. Beberapa risiko memang ‘terukur’, sehingga kita tidak perlu lantas menjadi takut mengambil risiko yang semacam itu. Konon, kata orang bijak, orang-orang sukses adalah mereka yang berani mengambil risiko (yang terukur). Namun demikian, kesuksesan dalam keberanian mengambil risiko itu disertai pula dengan strategi agar risiko yang besar itu tidak menjadi hambatan, alih-alih justru jembatan kita meraih kesuksesan.  Selamat memilih, selamat menentukan pilihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar