Sabtu, 18 Juni 2011

Kang Irfan, Ortu Saya Cerai, Saya Harus Ikut Siapa?

Ujang: Fan, teman saya curhat kalau ortunya cerai. Terus dia tanya sama saya, dia harus ikut siapa?

Saya: Memang selalu agak dilematis. Sebelum membantu memberi saran, saya harus tahu terlebih dahulu, (1) latar belakang penyebab perceraian, (2) kecenderungan hati teman Kang Ujang lebih kepada ayah ataukah ibu, (3) efek kalau temannya itu (mari kita anggap Mawar) memlih ayah atau memilih ibu, apa? Baik bagi salah satu orangtuanya, maupun dia sendiri.

Karena, dengan tahu latar belakang penyebab perceraian, kita akan tahu siapa diantara kedua orang tua Mawar yang lebih siap mengasihi, menyayangi, dan mengayomi Mawar. Jika perceraian diakibatkan suami yang selingkuh atau suka memukuli misalkan, tentu Mawar lebih baik ikut ibunya. Atau kedua, kata hati Mawar. Bagian ini menyangkut hadist Rasul, bahwa firasat seorang mukmin adalah cahaya Allah (Mukhtarol Hadist). Barangkali ‘sejalan’ juga dengan teori Otak Tengah yang sekarang ramai dan kontroversial itu, ataupun mengenai konsep intuisi. Bisa dicek gi google ya tentang keduanya... hehehe

Pada poin ketiga, kita akan melihat mana yang kira-kira bisa menjadi pilihan yang sama-sama menguntungkan. Hal ini bisa dilihat dari efek pemilihan itu. Untuk mengetahui efek atau ‘kemungkinan efek’ itu kita bisa tahu dari cerita mengenai latar belakang perceraian, watak orang tua, budaya keluarga, konteks lingkungan. Dan hal itu saya perlu melakukan anamnesis terlebih dahulu. Ngobrol lebih jauh. Bagaimana?

Setelah menunggu beberapa lama, Kang Ujang membalas sms saya: Kang Irfan, kata dia, lebih baik dia ikut saya ceunah, daripada ikut kedua orang tuanya. Hahahaha.

Saya: beuuuuuuuh, nanti terjadi hal-hal yang diinginkan dong?

Ujang: ahahahaha....

Masalah ini belum terpecahkan. Tapi semoga kawan dapat mengambil manfaat. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar