Kamis, 22 Desember 2011

Bagaimana Menyikapi Orang Cuek


Sebenarnya aneh, saya materi soal Agent of Change yang Ahsanu Takwim, tapi dua pertanyaan di sesi tanya-jawab malah lebih seperti curhat. Tapi selalu menyenangkan bisa berbagi. Mari kita lihat. Cuek adalah kondisi dimana seseorang tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu/seseorang. Dan atau cuek adalah kondisi dimana seseorang merasa tidak diperhatikan oleh seseorang.

Oleh karenanya, clue dari jawaban ini adalah soal: ‘kemerasaaan’ dan ‘perhatian’. Itu berarti, bisa beberapa kemungkinan:
1. Kita yang menaruh ekspektasi terlalu tinggi. Misal, ketika kita sehari tidak disms temen, kita merasa dia tidak cuek, bukan? Tapi kalau yang tidak nge-sms itu pacar, kan kita langsung memvonis dia cuek? Itu karena terhadap pacar, kita menaruh ekspektasi (harapan) yang lebih. Cenderung menuntut. Bahwa dia harus lebih care, lebih sayang, lebih sering sms, lebih sering anter pulang, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat kita selalu merasa kurang diperhatikan, kurang disayangi, kurang dikirimi sms, kurang sering dianter pulang, dan lain-lain.
2. Karena marah. Biasanya ketika marah, ada sebagian orang tertentu, yang secara sadar maupun tidak sadar, menjadi cuek. Entah itu kepada orang yang sedang dia marahi, maupun kepada orang yang tidak dia kenal sekalipun.
3. Karena sedang banyak pikiran. Ada orang yang karena banyak pikiran jadi kebawa melamun. Jadi tidak fokus. Karena itulah disangka cuek.
4. Karena tipikal wajahnya begitu. Ada orang yang memang tipikal wajahnya cuek. Padahal kalau sudah kenal, ternyata bisa lebih gokil daripada Adam Sandler.
5. Karena cinta. Eeeits, jangan salah. Perasaan cinta tak selalu bisa menghasilkan sikap romantis-bombastis-gombal-unyu lho, tapi juga kadang merangsang sikap gugup dan malu, sehingga berbalik menjadi sikap cuek. Itu lho, macem Adit di film Eiffel I’m In Love. :D
Bagaimana menyikapinya?

Tergantung kenapa dia menjadi cuek. Kemudian sesuaikan. Jika karena kamu terlalu menunut dan berharap banyak, itu artinya sudah waktunya kamu menyeimbangkan ekspektasi itu dengan lebih banyak mengerti. Jika karena dia sedang marah, itu artinya kamu harus mau memahami. Jika karena sedang banyak pikiran, itu artinya kamu bisa memberikan dia sedikit waktu untuk sendirian—atau jika dia meminta waktu untuk curhat, kamu harus siap mendengarkan. Jika karena wajahnya sudah begitu, tolong jangan paksa dia operasi plastik. Tolong! Percaya pada saya! Dan jika karena cinta... mungkin sudah waktunya kamu membuka sedikit percakapan. Intensitas percakapan bisa mencairkan kekakuan lho.

Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar