Kamis, 22 Desember 2011

Ketika Lingkungan Tak Mendukung

Sewaktu saya mengisi pelatihan menulis di Pelabuhan Ratu, ada sekitar enam pertanyaan yang dilontarkan kepada saya. Saya akan mencoba menjawabnya di sini, siapa tahu, ada diantara kawan-kawan semua yang juga mengalami hal serupa.

Ujang : Saya ingin menulis, tapi lingkungan tempat saya tinggal, tidak mendukung. Apa yang harus saya lakukan?

Kita tidak bisa menunggu sampai segala sesuatunya sempurna. Alih-alih kita justru harus menyempurnakan kondisi yang serba tidak sempurna itu. Ada banyak orang yang tidak menulis hanya karena tidak punya komputer, atau tidak ada mesin tik, atau tidak ada waktu, dan hal-hal lain yang mereka keluhkan. Padahal, semua ‘keterbatasan’ itu mestinya disiasati dan bukannya dijadikan alasan untuk menyerah. Untuk mundur.

Jika lingkungan kamu memang tidak mendukung, buatlah diri kamu mendukung untuk apa yang kamu lakukan. Cintailah menulis, sehingga kamu, apapun kondisi lingkunganmu, akan hanyut dan menikmati setiap proses menulis itu, kendati di sekitarmu orang sedang ramai-ramai menertawaimu. Jika lingkungan tidak mendukung, bersikaplah seperti kafilah yang tetap berlalu kendati anjing menggonggong-gonggong.

Selain itu, untuk menyiasatinya, bergabunglah dengan komunitas menulis. Bolehlah lingkungan rumah kamu enggak mendukung, tapi carilah tempat di luar di mana kamu bisa menemukan orang-orang yang mampu mendukungmu. Bolehlah lingkungan sekolahmu enggak mendukung, tapi buatlah kamar kamu sebagai tempat yang mendukung. Gabunglah bersama komunitas menulis. Jika tidak ada, kontaklah pada para penulis, calon penulis, siapa saja! Biar tersemangati. Apalagi sekarang ada social media yang bisa kita gunakan.

Seperti pertarungan. Tak peduli apapun rintangannya—entah pedangmu yang hilang atau kamu yang merasa “belum siap”—toh kalau menang ya menang, kalau kalah ya kalah. Tidak usah mencari-cari kambing hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar